Sabtu, 05 Januari 2019

Quraish Shihab Tekankan Pentingnya Nilai Moderat dan Toleransi

Gubernur NTB, M Zainul Majdi (kedua kiri) bersama Wakil Ketua WAAG Al-Azhar Syeikh Muhammad Abdul Fadil Al-Qusi (ketiga kiri) dan Cendekiawan Muslim    Quraish Shihab (kiri)  saat pembukaan Konferensi Internasional Alumni Al Azhar Mesir di Islamic Center NTB di Mataram, Rabu (18/10). Konferensi Internasional Alumni Al Azhar yang diselenggarakan hingga 20 Oktober 2017 itu bertemakan Moderasi Islam Dimensi dan Orientasi yang diikuti oleh 400 peserta dari 15 negara di antaranya akan membahas permasalahan fatwa keagamaan di era media sosial serta dakwah kontemporer di era perkembangan teknologi informasi .ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz/17.
MATARAM, KOMPAS.com - Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Indonesia Quraish Shihab meminta anggotanya mengedepankan paham Islam moderat dalam implementasi kehidupan sehari-hari.
          "Al Azhar mengimbau alumni-alumninya menjadi putra masa kini, bukan putra masa lalu yang terlambat lahir," ujar Quraish dalam pidato penutupan Multaqa IV Alumni Al Azhar se-Indonesia di Gedung Islamic Center, Kota Mataram, NTB, Kamis (19/10/2017).
"Karena itu, salah satu deklarasi pertemuan ini adalah menekankan perlunya moderasi dan toleransi Islam dalam segala kebijakan dan tingkah laku," kata dia.
Dalam Deklarasi Al Azhar 2017, lanjut Quraish, ditekankan bahwa berkewarganegaraan tanpa membeda-bedakan suku, agama dan keyakinan adalah salah satu ajaran Islam.

     Oleh sebab itu Al Azhar mengimbau agar umat Islam sedunia tetap menjalankan kehidupan dengan harmonis bersama-sama umat agama atau suku lainnya."Dalam deklarasi, disebutkan non Muslim punya kewajiban dan hak yang sama sebagai warga negara. Karena itu Al Azhar mengimbau alumni di seluruh dunia menghormati pendapat selama mencirikan kedamaian dan keamanan," ujar Quraish.
(Baca juga: Jokowi dan Presiden Niger Bahas Islam yang "Rahmatan Lil Alamin")
Al Azhar juga mendeklarasikan poin kehati-hatian para alumninya untuk membaca fatwa yang lahir. Sebab, saat ini banyak fatwa yang lahir dari pihak-pihak yang tidak memiliki kewenangan.
"Ditekankan bahwa perlunya berhati-hati dalam aneka fatwa yang bisa jadi terbaca di media yang sebenarnya lahir dari orang-orang yang tidak punya kemampuan dan wewenang memberi fatwa," ujar Quraish.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar